Jakarta -
Setelah gerhana matahari total pada 9 Maret 2016, malam ini terjadi gerhana
bulan penumbra. Namun gerhana bulan jenis ini tidak terlalu istimewa dan susah
dilihat.
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin, gerhana bulan penumbra malam ini
merupakan kelanjutan dari gerhana matahari pada Rabu (9/3) lalu. Gerhana
matahari memang selalu diawali atau diakhiri dengan gerhana bulan.
"Gerhana matahari itu selalu diikuti atau
didahului dengan gerhana bulan. Jadi 2 minggu sebelum atau sesudahnya, atau
dalam kasus tertentu bisa sebelum dan juga sesudah gerhana matahari ada gerhana
bulan," ungkap Thomas saat dihubungi detikcom, Rabu (23/3/2016).
Gerhana bulan penumbra terjadi di seluruh
Indonesia pada 23 Maret 2016 dimulai sekitar pukul 16.00 WIB dan akan berakhir
pada 20.55 WIB. Hanya saja, manusia tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang.
"Tapi tidak bisa dikenali, kalau cerah hanya
seperti purnama biasa saja. Secara kasat mata sulit dikenali. Jadi hanya
meredup purnama itu, susah dilihat. Dengan kamera pun juga sulit
dikenali," jelas Thomas.
Menurut Thomas, gerhana bulan penumbra juga tidak
memiliki keistimewaan. Tidak ada dampaknya pada alam atau hal lainnya. Manusia
biasa bahkan biasanya tidak menganggap ini sebagai gerhana bulan.
"Nggak ada istimewanya. Awam tidak melihat
itu sebagai gerhana karena hanya meredupnya purnama. Nggak ada pengaruhnya,
apalagi ini hanya gerhana bulan penumbra. Jadi hanya bayangan sekunder dari
bumi, sehingga samar. Kalau gerhana umbra atau gerhana bulan, bayangan utama
dari bumi. Ini hanya meredupnya purnama. Sulit dilihat atau dipotret, kecuali
dengan alat ukur," bebernya.
Pada gerhana malam ini, bulan tidak akan masuk
dalam umbra bumi sehingga tidak terjadi gerhana bulan sebagian atau pun total.
Bulan hanya berada dalam kerucut penumbra bumi sehingga dalam kondisi tersebut,
bumi hanya menghalangi sebagian cahaya matahari untuk mencapai permukaan bulan.
Bumi pun menutupi sebagian permukaan bulan itu.
"Hanya purnama meredup sedikit, nggak terlalu
jelas. Beda dengan gerhana umbra atau gerhana bulan, awam tidak mengenal itu.
Itu hanya di dunia astronomi saja," tutup Thomas.
(elz/nrl)
Apakah Gerhana Bulan Penumbra Berbahaya?
Sama sekali tidak berbahaya. Seperti
yang dijelaskan di atas, Gerhana Bulan Penumbra tidak akan terlalu terlihat
dengan kasat mata, Anda butuh teleskop untuk melihat perubahan redupnya Bulan
akibat memasuki bayangan penumbra Bumi.
Anda juga tidak disarankan menggunakan
kacamata berfilter Bulan (ya, tidak ada filter Bulan!), mengamati dengan mata
telanjang saja sudah sangat aman karena Anda nantinya hanya akan melihat Bulan
Purnama yang sedikit meredup di langit.
Tapi bagi Anda yang seorang fotografer,
momen Gerhana Bulan Penumbra ini cukup sayang untuk dilewatkan. Anda dapat
memotret wajah Bulan sebelum dan saat puncak gerhana penumbra. Tentu hasilnya
akan sangat menarik seperti foto paling atas pada artikel ini.
Pada Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret
2016, 77% dari wajah Bulan Purnama akan terhalang bayangan penumbra Bumi pada
saat puncak gerhana.
sumber:
- https://news.detik.com/berita/3171949/malam-ini-terjadi-gerhana-bulan-penumbra-tapi-susah-dilihat
- http://www.infoastronomy.org/2016/03/gerhana-bulan-penumbra-23-maret-2016.html?m=1