PUISI MANUSIA DAN CINTA KASIH
Puisi Cinta
Cinta itu adalah harapan..
Harapan untuk meraih kebahagiaan
Cinta itu adalah kasih sayang..
Kasih sayang yang tak pernah usai
Cinta itu bisa
membuat orang buta..
Buta karena cinta
itu indah
Cinta itu tak
menyakitkan..
Tapi cinta juga bisa
membuat orang terluka
Cinta dalam hatiku hanya satu..
Maka izinkanlah aku tuk menemani hidupmu
Cinta itu bukan janji..
Karena cinta itu hanya bukti
Cinta bukanlah
sebuah permainan..
Yang setelah bosan
lalu ditinggalkan
Cinta selalu
memberi keindahan..
Karna cinta itu
saling memiliki
Setiap manusia punya cinta..
Yang selalu menghampirinya..
Jagalah cinta yang kau miliki..
Karena dia tak beri dua kesempatan…
Puisi
Manusia Dan Keindahan
Indahnya Alamku Tak Seperti Egomu
Indahnya negeri ku indonesia
Sawah yang membentang luas
Hutan yang lebat mengelilingimu
Langit yang biru pun tersenyum melihatmu
Tetapi ketika senja datang
Hewan hewan berlarian
Burung burung berterbangan
Ada apa gerangan?
Tiba tiba muncul sosok merah di dalam hutan
Satu persatu pohon mulai jatuh
Tanah pun menjadi hitam karnanya
Kemudian asap mulai bermunculan dimana mana
Kemanakah mereka yang membuatmu seperti ini?
Akankah mereka bersedia untuk menemanimu sebentar
saja?
Atau hanya duduk manis dirumah dan melihatmu di
televisi
Mungkin hanya tanah hitam dan kabut itu yang setia
menemanimu
Puisi – Manusia
dan Penderitaan
Satu anak berjalan lurus
Lurus tanpa arah
Satu anak berbadan kurus
Mengais nasi berbagi tak serakah
Tampak lusuh
Tampak kotor
Dekil!
Berambut merah karna sinar surya
Siang-malam-malam-siang
Jalanan istana mereka
Air hujan air mandi mereka
Emperan adalah meja makan penuh hidangan mereka
Akan kah mereka bertahan?
Bisa kah mereka tetap hidup?
Doaku untuk kalian
Tetaplah berjuang dan semangat
“Puisi Manusia
dan Keadilan"
Keadilan
Wahai
keadilan..
Dimanakah engkau kini berada..
Kehadiran mu sungguh di nanti orang banyak..
Di zaman sekarang ini..
Di zaman yang penuh kerakusan ini..
Dimana uang berkuasa atas segalanya..
Dimana keadilan di telah perjual belikan..
Oleh oknum oknum yang tak punya hati nurani..
Yang mementingkan materi untuk dirinya sendiri..
Ia tukarkan keadilan itu..
Dengan lembaran rupiah..
Tak perduli perasaan orang lain..
Tak perduli kekecewaan orang lain..
Tak perduli juga akan penderitaan orang lain..
Yang membutuhkan keadilan..
Wahai kedilan..
Sungguh malang nasib mu ini..
Di saat banyak orang yang membutuhkanmu..
Dirimu hanya dijadikan bisnis komersial belaka..
Yang telah dipertjual belikan..
Tanpa memandang apa nilai dirimu itu yang sesungguhnya..
Oleh oknun oknum yang tidak beranggung jawab..
Dimanakah engkau kini berada..
Kehadiran mu sungguh di nanti orang banyak..
Di zaman sekarang ini..
Di zaman yang penuh kerakusan ini..
Dimana uang berkuasa atas segalanya..
Dimana keadilan di telah perjual belikan..
Oleh oknum oknum yang tak punya hati nurani..
Yang mementingkan materi untuk dirinya sendiri..
Ia tukarkan keadilan itu..
Dengan lembaran rupiah..
Tak perduli perasaan orang lain..
Tak perduli kekecewaan orang lain..
Tak perduli juga akan penderitaan orang lain..
Yang membutuhkan keadilan..
Wahai kedilan..
Sungguh malang nasib mu ini..
Di saat banyak orang yang membutuhkanmu..
Dirimu hanya dijadikan bisnis komersial belaka..
Yang telah dipertjual belikan..
Tanpa memandang apa nilai dirimu itu yang sesungguhnya..
Oleh oknun oknum yang tidak beranggung jawab..
sumber :
1. http://tiaaneskasenibudayadasar.blogspot.co.id/2015/11/seni-budaya-dasar.html?m=1
2. http://arifawaludin911.blogspot.co.id/2015/11/puisi-manusia-dan-keindahan.html?m=1
3. https://intanramandaputri.wordpress.com/2013/11/27/puisi-manusia-dan-penderitaan/
4. http://tiansftn.blogspot.co.id/2012/06/puisi-manusia-dan-keadilan.html?m=1